Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembelajaran Berdiferensiasi Yang Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Informatika

 

1. Situasi 

SMAN Insana Barat adalah  salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang terletak di Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur. SMAN Insana Barat memiliki 27 orang guru,  4 orang tenaga kependidikan dan 266 peserta didik.  SMAN Insana Barat adalah satu satunya sekolah menengah atas di wilayah Kecamatan Insana Barat yang memiliki empat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pendukung. 

Sejak tahun pelajaran 2022/2023 SMAN Insana Barat telah menerapkan kurikulum merdeka dengan pilihan merdeka belajar. Selama tiga tahun menerapkan kurikulum merdeka SMAN Insana Barat mengalami perubahan  yang signifikan.  Dengan diterapkannya kuriklum merdeka guru dituntut untuk  lebih kreatif, inovatif dan mampu memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada murid  dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. 

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa setiap peserta didik  memiliki karakteristik, minat, dan gaya belajar yang unik. Dengan demikian, pembelajaran tidak lagi bersifat satu arah, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik. Karena peserta didik memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda berdasarkan gaya belajar, minat dan profil belajar maka sebagai guru perlu memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus menyiapkan materi, proses dan produk yang beragam untuk setiap peserta didik, namun guru dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam melalui diferensiasi pada konten, proses dan produk. 

Diferensiasi konten berfokus pada bagaimana materi pembelajaran disajikan kepada peserta didik dalam diferensiasi konten, guru mengubah materi pelajaran agar sesuai dengan tingkat pemahaman, minat, dan gaya belajar peserta didik. Ini dapat mencakup menyediakan materi tambahan, memodifikasi tingkat kesulitan, atau menggunakan sumber daya yang berbeda sesuai dengan kebutuhan individu. Contoh diferensiasi konten yaitu dengan menyediakan materi dalam bentuk teks, video, grafik, atau multimedia untuk mendukung pemahaman peserta didik.

Diferensiasi proses berkaitan dengan bagaimana cara guru membelajarkan dan membimbing peserta didik. Dalam diferensiasi proses, guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang beragam agar sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan belajar peserta didik. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi setiap peserta didik untuk dapat melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar, sehingga proses tersebut dapat membangun pemahaman yang mendalam terhadap materi yang diajarkan. Contoh diferensiasi proses yaitu dengan melakukan aktfitas pembelajaran yang beragam misalnya diskusi, presentasi, game, dan lain-lain. 

Diferensiasi produk merupakan variasi hasil tugas pembelajaran dan penilaian produk atau hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing- masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. Diferensiasi produk mencakup bagaimana peserta didik menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi yang telah diajarkan. Dalam diferensiasi produk, guru memberikan pilihan kepada peserta didik untuk mengekspresikan pemahaman mereka melalui berbagai produk atau karya. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang sesuai dengan kekuatan dan preferensi mereka, misalnya dengan memberikan pilihan dalam format penugasan, seperti laporan tertulis, presentasi, atau proyek visual, memungkinkan peserta didik untuk membuat produk kreatif yang mencerminkan pemahaman mereka, memberikan proyek kolaboratif yang melibatkan peserta didik dalam menghasilkan produk bersama.

2. Tantangan 

Mata pelajaran informatika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di kurikulum merdeka. Informatika adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang perancangan, dan pembuatan sistem komputasi, serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar perancangan komputer. 

Mengajar mata pelajaran informatika pada kurikulum merdeka menjadi tantangan tersendiri bagi saya, karena sebelumnya di kurikulum KTSP saya hanya mengajarkan TIK (Teknologi informasi dan komunikasi) dan di  Kurikulum 13 saya melakukan bimbingan bagi guru dan peserta didik yang belum terampil menggunakan perangkat komputer. 

Tantangan lainnya adalah setelah melakukan assessmen diagnostik ternyata rata-rata peserta didik saya berasal dari Sekolah Menengah pertama (SMP) yang belum memiliki Lab. Komputer dan bila ada sekolah yang  memiliki Lab. Komputer pun perangkat komputer tidak digunakan untuk praktikum namun hanya digunakan saat kegiatan Assemen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Hal ini menjadi tantangan bagi saya untuk dapat menciptakan pembelajaran informatika yang menarik,  menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

3. Aksi 

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut sebagai guru yang bukan  berasal dari  latar belakang pendidikan keguruan menuntut saya untuk terus belajar hal-hal baru terkait pembelajaran yang menerapkan TPACK (Technological, Pedagogi Content Knowledge) di dalam pembelajaran. Hal ini saya lakukan dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas baik melalui diferensiasi konten, proses dan produk. 

Untuk mengetahui gaya belajar, minat dan profil peserta didik sebelumnya di awal pertemuan semester tahun pelajaran saya sudah lebih dahulu melakukan assesmen diagnostik baik untuk assesmen diagnostik non kognitif dan kognitif. Assesmen ini saya lakukan dengan membagikan lembar kuisioner, melakukan observasi dan pengamatan. 

Dalam video pembelajaran kali ini saya menerapkan pembelajaran beridiferensiasi pada mata pelajaran informatika Fase F kelas XII, pada  elemen berpikir komputasional dan algoritma pemrograman dengan materi pokok  pengertian dan manfaat berpikir komputasional. Pembelajaran informatika dapat dilakukan secara unplugge dan plugged. Pada pembelajaran unplugged kegiatan pembelajaran dilakukan tanpa perangkat komputer sedangkan plugged kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat komputer. Kegiatan pembelajaran kali ini saya melakukannya dengan teknik unplugged juga plugged dengan memanfaatkan handphone, laptop dan interenet hal ini saya lakukan untuk lebih mendekatkan teknologi dengan peserta didik. 

Pada kegiatan pendahuluan saya awali dengan menyapa peserta didik dan berdoa, karena setalah melakukan assesmen diagnostik dan coaching dengan beberapa peserta didik ternyata hampir semua peserta didik orang tuanya petani dan sebagai pekerja buruh yang merantau ke luar kota, sehingga saya selalu berusaha mengahadirkan kegiatan Kesadaran Sosial Emosional (KSE). Pada pertamuan kali ini saya menghadirkan kegiatan KSE melalui absen afirmasi diri. Saya menayangkan  kalimat afirmasi lewat canva presentasi dan peserta didik mencatat dan menajawabnya pada saat presensi. Terlihat para peserta didik sangat bahagia dan saling memberi apreasiasi atas jawaban kalimat afirmasi masing-masing. 

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengingatkan materi pada pertemuan sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta membuat kesepakatan belajar. Selanjutnya peserta didik diajak melakukan pretest, saya menyiapkan pretest dalam bentuk  game dengan menggunakan aplikasi word wall.    Hal ini saya lakukan untuk mendekatkan teknologi, walaupun sekolah kami berada di pelosok namun saya berharap peserta didik saya terbiasa menggunakan perangkat teknologi untuk pembelajaran. Bagi peserta yang tidak memiliki pulsa data biasanya saya bagikan hostpot dari handphone pribadi saya. Peserta sangat antusias dan bersemangat melakukan pre test dengan word wall karena sepuluh orang nilai tertinggi nilainya ditayangkan lewat layar infokus, kegiatan ini juga dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kompetitif dalam diri peserta didik. 

Pada kegiatan inti diawali dengan memberikan pertanyaan pemantik dan memberikan apresiasi kepada peserta didik yang telah menjawab pertanyaan pemantik. Selanjutnya saya memaparkan materi melalui canva presentasi dan menayngkan video terakait materi berpikir komputasional. Saya juga menyiapkan materi dalam bentuk hand out untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam. 

Selanjutnya kegiatan saya membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan memberikan instruksi dalam menyelesaikan tugas LKPD. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan bentuk produk yang akan dihasilkan baik melalui poster atau video. Peserta didik secara bergiliran menayangkan hasil diskusi kelompoknya dan mempresentasikannya di depan kelas. Profil pelajar pancasila elemen bernalar kritis terllihat saat para peserta didik secara bergiriliran memberikan pertanyaan dan tanggapan atas hasil presentasi dari kelompok temannya. Ternyata setelah diberi kebebasan untuk menentukan sendiri jenis produk yang akan dihasilkan peserta didik menjadi lebih bebebas dalam mengembangakan ide kreatifitasnya. Hal ini terbukti dengan beragam produk yang dihasilkan setiap kelompok. 

Pada kegiatan penutup saya  mengajak peserta didik membuat kesimpulan dan refleksi pembelajaran dan ternyata pada refleksi peserta didik merasa bahagia dengan pembelajaran hari ini karena banyak hal baru yang peroleh salah satunya adalah yang belum bisa menggunakan aplikasi untuk edit video dan gambar akhirnya bisa karena belajar dari teman anggota kelompoknya. Setelah melakukan  kesimpulan dan refleksi kegiatansaya menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, berdoa bersama dan memberikan salam penutup. 

4. Refleksi 

Setelah menerapkan pembelajaran berdifrensiasi dalam pembelajaran informatika saya semakin menyadari bahwa peserta didik saya sebenarnya bukan tidak mampu dalam menyerap materi dan bukannya tidak mampu menggunakan perangkat teknologi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan ternyata bila difasilitasi dengan baik maka peserta didik mampu menyerap, memahami materi dan kreatif dalam mencitpakan produk sesuai minat dan bakatnya. 

Saya merasa sangat bahagia setelah menerapkan pembelajaran berdifrensiasi di dalam kelas karena saya melihat peserta didik mengalami perubahan yang sangat baik, beberapa peserta didik yang sebelumnya kurang aktif saat diskusi kelompok mulai terlihat aktif, terutama untuk peserta didik yang lambat dalam menyerap materi dapat melihat kembali materi melalui handout yang saya bagikan. Saya merasa masih kesulitan dalam mengelola waktu di kelas karena saya ingin menampilkan  semua konten demi memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam akhirnya waktunya tidak sesuai dengan yang telah direncanakan dalam modul ajar untuk itu  dipertemuan selanjutnya saya akan mencoba mengelola waktu yang lebih baik dengan menampilkan materi-materi yang esensial saja sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 

Saya menyadari bahwa untuk menerapkan pembelajaran berdifirensiasi  sebagai guru harus lebih dahulu memahami secara mendalam tentang peserta didik  baik secara kognitif maupun non kognitif dengan melakukan assesmen secara berkala untuk lebih mengetahui kebutuhan belajar peserta didik. Saya juga harus membuka diri untuk membangun komunikasi yang  efektif dan hubungan saling percaya dengan para peserta didik agar peserta didik lebih bisa terbuka tentang kebutuhan belajarnya. Saya akan lebih mempelajari tentang beberapa strategi penerapan pembelajaran berdifrensiasi baik pada konten, proses dan produk dengan mengikuti pelatihan-pelatihan baik onlie maupun oflline dan juga berkolaborasi dengan rekan-rekan sejawat lainnya sehingga dapat lebih meningkatkan pemahaman dan keterampilan saya dalam  menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Saya juga akan membagikan pengalaman dan praktik baik saya ini dalam kegiatan komunitas belajar baik di sekolah maupun komunitas musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Informatika tingkat kabupaten TTU.

Pembelajaran Berdiferensiasi ang Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Informatika

Penulis: Agustina Damince Sutal, S.Kom/A-IV,Gr (Guru Informatika Dan Guru Penggerak Angkatan I SMAN Insana Barat, TTU-NTT

Naskah artikel ini diperlombakan pada JAmbore GTK Tahun 2024 Jalur Guru Inovatif Yang Diselenggarakan Oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Riset Dan Teknologi Republik Indonesia

Post a Comment for "Pembelajaran Berdiferensiasi Yang Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Informatika"